Langsung ke konten utama

Unggulan

Things in the School

  Things in the School Bag  (Barang-barang yang ada di dalam tas sekolah) pencil = pensil pen = pulpen eraser = penghapus correction pen = tipe-x pencil sharpener = rautan pensil ruler = penggaris cutter = pisau kecil  pencil case = tempat pensil lesson book = buku pelajaran book = buku drawing book = buku gambar color pencil = pensil warna binder = binder scissor = gunting marker = spidol compass = jangka stapler = hekter Things at the Classroom  (Benda-benda yang ada di kelas) desk = meja chair = chair blackboard = papan tulis hitam whiteboard = papan tulis putih eraser = penghapus cupboard = lemari computer = komputer screen = layar untuk proyektor air-conditioner = pendingin ruangan fan = kipas angin bookshelf = rak buku noticeboard = mading map = peta globe = globe ball = bola bell = bel Rooms in the School  (Ruangan yang Ada di Sekolah) canteen = kantin library = perpustakaan teachers room = ruang guru office = ruang kepala sekolah classroom = ruangan kelas laboratory = laborator

BELAJAR BAHASA INGGRIS

Kali ini saya mau cerita tentang awal semula pengalaman saya belajar bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan salah satu dari beberapa bahasa asing yang pernah saya pelajari selain bahasa Arab, Korea, Jepang, Jerman.

Saya mempelajari beberapa bahasa asing tersebut bukan karena ingin jago atau jadi master ahli dalam bahasa-bahasa tersebut. Sebagian saya pelajari karena tuntutan akademis, profesi, dan juga karena agama. Serta hanya sekedar memenuhi rasa curiousity, hobi, dan suka aja sama yang namanya belajar bahasa. 

Dan sampai saat ini pun saya masih terus mempelajari beberapa bahasa.
Sebelum belajar bahasa Inggris, saya pertama kali belajar bahasa asing yaitu bahasa Arab sekitar tahun 1994. Itu juga karena saya masuk disekolah Islam. Kemudian tahun 1998 baru belajar bahasa Inggris, itu pun karena kewajiban disekolah juga.

Tahun 2002 saya belajar bahasa Korea, jauh sebelum budaya atau trend korea macam K-Pop atau Drakornya masuk dan berkembang di Indonesia. Itu juga karena waktu itu saya ikut beladiri Taekwondo.

Yah tau sendirilah taekwondo itu kan berasal dari Negeri Ginseng Korea Selatan, yang dimana bahasa dan istilah yang digunakan selama latihan taekwondo pasti pakai bahasa Korea.

Bahasa Korea yang saya pelajari pun hanya beberapa kalimat percakapan dasar dan juga kosakata yang berhubungan sama dunia taekwondo, dan saya mempelajari semuanya full dari buku karena waktu itu internet belum seperti sekarang.

Saya baru fokus dan serius belajar bahasa Inggris itu sekitar tahun 2003-2005. saya kursus/les bahasa Inggris di LIA (Lembaga Indonesia Amerika) Pramuka. ambil kelas First Step communicating in English for Junior High School basic/level/step 1-6.

Saya di kursusin /di les in bahasa inggris karena waktu itu nilai bahasa Inggris saya 4 dan terancam tidak naik kelas bahkan terancam tidak lulus UAN. Singkat cerita saya akhirnya dapet nilai 9 di UAN bahasa Inggris pada saat itu dan pernah disuruh sama guru bahasa inggris saya untuk bantu ngajar peer-group bahasa Inggris temen-temen sekelas saya pada saat PM (Pendalaman Materi) waktu itu.

Pas masih kursus/les di LIA Pramuka saya juga sekalian belajar bahasa Jepang, itu juga waktu itu cuman belajar kosakata sama percakapan dasarnya aja sih. Karena lagi suka-sukanya sama komik, anime, dan musik Jepang terutama aliran Japanesse Rock waktu itu, salah satunya adalah L~'Arc~En~Ciel (Laruku). 

Lalu sekitar tahun 2006-2007 saya belajar bahasa Jerman selama setahun, lagi-lagi karena kelas bahasa yang saya ambil waktu itu tidak memenuhi kuota jurusan di sekolah, alhasil di hapus ditiadakan kelas bahasanya dan hanya ada IPA & IPS, jadi pelajaran bahasa Jerman di wajibkan di jurusan IPA & IPS sebagai ganti dari kelas bahasa.

BELAJAR BAHASA INGGRIS DARI FILM, MUSIK, DAN BUKU

Saya pertama kali tertarik untuk serius belajar bahasa Inggris itu karena habis nonton film "THE DAY AFTER TOMORROW" dan film "TITANIC". Gak tau kenapa saya paling suka demen bangte nonton film bertemakan "Disaster" (bencana alam) dan "Survival".  Dan dari kedua film itulah saya mulai tertarik banget untuk serius belajar bahasa Inggris lebih dalem lagi.

Dari film-film bertemakan "Disaster" dan "Survival" itulah saya berpikir tentang pentingnya komunikasi, terutama untuk bisa bahasa asing. apalagi di film-film yang sudah saya sebutkan sebelumnya ada degan-adegan yang nunjukin pentingnya bisa bahasa asing.

Misalkan pas di awal film "The Day After Tomorrow" ada adegan penelitian di negara lain dan ditengah sama akhir film ada adegan interaksi dan komunikasi dengan orang dari negara lain menggunakan bahsa Inggris.

Di film Titanic ini lebih miris lagi, ada degan di mana ada penumpang kapal dari timur tengah (bukan Jawa TIMUR dan Jawa TENGAH yah hehe) pas kejadian kapalnya nabarak Es dan kebelah, dia buka kamus buat ngartiin kata-kata petunjuk di kapal itu. 

Gokil dan parah banget kan, mungkin bagi kebanyakan orang adegan itu biasa aja, tapi nggak buat saya itu nampol dan jleb banget sih adegan. Bener-bener penting banget yang namanya nguasain bahasa asing, minimal satu lah sebagai "passport" kita untuk berkomunikasi.

Metode belajar bahasa Inggris saya memang beda sih, selain dari film saya juga belajar dari musik. kebetulan saya termasuk salah satu generasi milenial yang bersyukur pernah ada dan nonton MTV (Music Television), jadi bisa denger, kenal, dan nonton video music dari band atau penyanyi luar negeri.

Dari musik luar negeri saya belajar banyak lirik kosakata baru. dan terakhir saya baru deh belajar melalui buku, buku pelajaran sekolah dan les. juga baca koran dan majalah luar negeri (Kebetulan di perpustakaan LIA banyak banget, dan tiap beberapa bulan sekali suka dapet majalah "CnS Magazine" dari LIA Pramuka buat studentsnya). Sembari buka kamus inggris ke inggris dan inggris ke Indonesia. dan kebanyakan yang saya pelajari adalah conversation, vocabulary, grammar, baru tenses.

BELAJAR CONVERSATION, VOCABULARY, SEBELUM BELAJAR GRAMMAR DAN TENSES.

Ini sekedar sharing pengalaman aja yah, yang mungkin bisa ngejawab kenapa banyak orang gak bisa, gak suka, dan gak mau belajar bahasa inggris. salah satunya mungkin karena ada beberapa (gak semua yah) guru-guru matpel bahasa Inggris yang fokus ngajarin tentang tenses terlebih dulu, ketimbang ngomong/speaking dan confident (percaya diri).

Padahal yang namanya belajar bahasa apapun ada beberapa aspek yang kudu, harus, wajib diperhatiin mulai dari SPEAKING, READING, WRITING, LISTENING. Percuma ngerti konsep tenses, banyak hafal grammar dan vocabulary kalau gak pernah di latih aspek-aspek itu semua. terutama speakingnya.

Confident atau rasa percaya diri juga penting untuk ditumbuh kembangin, karena banyak orang yang ilmu bahasa Inggrisnya mumpuni, tapi terhalang sama rasa ketidak percayaan dirinya. tapi ada juga orang yang pengetahuan/ilmu bahasa Inggrisnya (dalam hal ini tenses/grammar) nya kurang tapi ancar-lancar aja tuh cap cus pake bahasa inggris.  

NONTON PAKE SUBTITLE BAHASA INGGRIS, ARTIIN & NYANYI LIRIK LAGU BAHASA INGGRIS, NABUNG VOCABULARY

Yang penting PD aja dulu, salah-salah dikit juga gak apa-apa lah, ya kan namanya juga belajar. Beraniin ngong depan cermin atau sama temen, dengerin musik terus artiin liriknya dan nyanyiin lagi, nonton film boleh pakai subtitle inggris ke inggris dulu, untuk kata atau  kalimat yang belum tau bisa langsung diartiin.

Mulai konsisten belajar nabung vocabulary 5-10 vocabulary sehari, dimulai dari benda-benda sekitar kita aja dulu, entah di kamar, di kelas, sekolah, kampus, ruangan tamu, dapur, kamar mandi, kantor, pasar, jalanan, angkot, dan lainnya.

Atau bikin conversation tentang aktivitas kegiatan kita sehari-hari. percakapan tentang aktivitas kita di sekolah, dirumah, di mall, pasar, tempat liburan wisata. Dan bisa juga pakai aplikasi kalau zaman sekarang mah, kan banyak banget di Internet, intinya Practice make perfect.

Ya itulah beberapa pengalaman saya belajar bahasa-bahasa asing selama ini. Dari semua bahasa yang udah saya pelajari hanya bahasa Inggris aja sih yang aktif. sisanya hanya sekedar bisa ngartiin beberapa kosakata dan percakapan dasar aja, ya karena itu tadi memang belum serius aja belajarnya karena niatnya hanya sekedar untuk hobi dan pengen tahu aja, gak pengen jadi seorang ahli / master yang jago dalam bahasa-bahas tersebut.

Komentar

Postingan Populer