Things in the School Bag (Barang-barang yang ada di dalam tas sekolah) pencil = pensil pen = pulpen eraser = penghapus correction pen = tipe-x pencil sharpener = rautan pensil ruler = penggaris cutter = pisau kecil pencil case = tempat pensil lesson book = buku pelajaran book = buku drawing book = buku gambar color pencil = pensil warna binder = binder scissor = gunting marker = spidol compass = jangka stapler = hekter Things at the Classroom (Benda-benda yang ada di kelas) desk = meja chair = chair blackboard = papan tulis hitam whiteboard = papan tulis putih eraser = penghapus cupboard = lemari computer = komputer screen = layar untuk proyektor air-conditioner = pendingin ruangan fan = kipas angin bookshelf = rak buku noticeboard = mading map = peta globe = globe ball = bola bell = bel Rooms in the School (Ruangan yang Ada di Sekolah) canteen = kantin library = perpustakaan teachers room = ruang guru office = ruang kepala sekolah classroom = ruangan kela...
Suatu
hari secara tidak sengaja ketika saya sedang mempelajari salah satu teknik
konseling dan terapi psikologis, yaitu teknik Non Directive Therapy yang dikembangkan oleh Carl R.Rogers. Saya
terdiam sejenak dan agak tersentil ketika mempelajarinya lebih dalam, karena
teknik tersebut sejatinya sering saya gunakan baik untuk diri saya sendiri,
maupun untuk beberapa orang yang sering meminta saya untuk menterapinya.
Namun
yang membuat saya terperangah bukanlah mengenai teknik yang dikembangkan oleh
Carl Roger sendiri, namun mengenai salah satu cara (selanjutnya saya sebut teknik) yang pernah dikemukakan oleh salah
seorang pakar kesehatan mental Islam, yang kebetulan juga dosen saya. Yaitu
Prof.DR.Zakiah Darajat. Pernah dalam salah satu kuliahnya beliau memaparkan
tentang salah satu teknik Self Therapy
dalam Psikologi Islam, yaitu tentang kesabaran.
Non Directive Therapy
yang sejatinya merupakan teknik Self
Therapy, karena konseli/klien diberikan kesempatan lebih luas untuk melepaskan
emosi yang dalam dan memberi lebih banyak kesempatan untuk pertumbuhan dirinya
pribadi atau dikenal dengan istilah ”self
sufficiency”. Sehingga mengurangi ketergantungan konseli terhadap
konselornya. Namun dibandingkan dengan teknik Non Directive Therapy, Terapi kesabaran lebih cocok dikatakan
sebagai Self Therapy, karena teknik
ini bahkan mampu dilakukan benar-benar tanpa bimbingan seorang konselor,
artinya seseorang benar-benar mampu mandiri dalam menterapi dirinya sendiri.
Sabar
sebagai sebuah terapi memiliki tiga fungsi bagi kesehatan jiwa, yaitu fungsi preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan konstruktif (pembinaan). Ibnu Qayyim
dalam kitab Al-Fawa’id menyatakan
bahwa sabar memiliki peranan penting dan merupakan kebutuhan utama dalam
memperoleh kebahagian hidup. Lebih lanjut lagi masih menurut Ibnu Qayyim, untuk
mendapatkan kebahagiaan yang hakiki diperlukan pengetahuan ekstra (untuk menuju tujuan dari prinsip-prinsipnya)
dan energi kesabaran (yang akan
memantapkan jiwanya dalam memikul beban kesulitan). ketika kesabaran dan
keyakina kita makin kuat dan mantap, maka dengan sendirinya kita akan semakin
tabah dalam menghadapi segala bentuk kesulitan yang muncul dalam pencahariannya
terhadap kebaikan dan kenikmatan abadi.
Dalam
kitab Ath-Thibb An-Nabawi dijelaskanada tiga cakupan sabar menurut Ibnu
Qayyim, dan ketika seseorang memenuhi ketiga cakupan diatas, maka orang
tersebut berhak menerima predikat shabir (orang
yang sabar). Lalu apa saja ketiga cakupan tersebut? Berikut adalah ketiga
cakupan tersebut:
1.Sabar menjalankan perintah agama,
sabar dalam beribadah, yakni ketekuanan dan kesungguhan untuk melakukan
perbuatan mulia.
2.Menjauhi perbutan maksiat,
sabar untuk tidak melakukan kemaksiatan. Yakni system control diri terhadap syahwat dan hawa nafsu.
3.Ridha (menerima dengan lapang dada dan
tulus) terhadap takdir, sabar dalam menghadapi takdir
buruk. Yakni ridha menerima takdir meskipun buruk dan menghadapinya dengan
tegar.
Ibnu
Qayyim memberi penjelasan sebagai berikut, beliau menyatakan sabar merupakan
bagian dari iman, ibarat kepala dengan badan. Dan orang yang mampu melakukan
ketiga hal yang telah disebutkan diatasa maka akan memperoleh kesempurnaan kesabaran,
kenikmatan, serta kemenangan dunia dan akhirat. Keberanian, iffah (menjaga kehormatan diri),
kedermawanan, dan itsar (semangat
berkorban dan mengutamakan orang lain) merupakan bentuk kesabaran sesaat.
Muhammad
Utsman Najati, salah seorang pakar psikologi timur tengah yang sangat terkenal
di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia sendiri. Memiliki penafsiran
tersendiri mengenai teori yang dikemukakan oleh ulama besar Islam Ibnu Qayyim
tersebut, yakni apabila manusia dapat belajar bersabar dalam beribadah, melawan
syahwat dan luapan emosinya, serta sabar dalam berbuat dan berkarya, maka ia
akan menjadi manusia yang berkepribadian matang, seimbang, sempurna, produktif,
efektif, dan mengkonfrontasi segala bentuk kegelisahan, serta terhindar dari
gangguan jiwa.
Berdasarakn
paparan diatas, saya sangat setuju dengan salah satu ungkapan yang berbunyi, “selalu ada hikmah di balik setiap
kejadian.” Ungkapan yang sekaligus menjadi salah sau motto hidup saya.
Namun satu hal yang perlu diingat disini adalah kesabaran mampu membuat kita
untuk terus selalu survive dan selalu
bersama dalam naungan, perlindungan, kasih sayang Allah swt. Sebagaimana yang
Allah janjikan kepada hamba-hambanya yang sabar, Innalaha ma’a shabirrin (Allah beserta orang-orang yang sabar).
Jadi jika Anda ditimpa suatu kesulitan, kesedihan, atau segala macam hal yang
membuat Anda GALAU, maka lakukanlah teknik ini dan selalu minta pertolonganlah
kepada Allah. Karena innamaa’l usri
yusraan, sesungguhnya dibalik kesulitan itu pasti ada kemudahan.
Sebenarnya
masih banyak pendapat para tokoh tentang metode sabar sebagai salah satu teknik
self therapy dalam psikologi Islam,
namun saya tidak ingin membuat Anda pusing dengan artikel ini dengan memaparkan
terlalu banyak teori. Intinya adalah terapi ini mampu dilakukan oleh siapapun,
dimanapun dan kapan saja. Terima kasih banyak telah mengunjungi, dan membaca
blog saya ini. Semoga dengan pemaparan ringkas ini, insya Allah bisa memberikan
manfaat yang besar bagi kita semua. Aamiin. Dan saya akhiri tulisan saya ini
dengan menyampaikan firman Allah swt, dalam surat Al-Baqarah (2):155-157:
Dan sungguh akan
Kami berikan cobaan kepadam, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar, (QS. 2:155)
(yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:"Innaa
lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun". (QS. 2:156)
Mereka itulah
yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 2:157)
Komentar
Posting Komentar